Tradisi Kebiri Sekte Cybele
Lukisan Dies sanguinis via mylo-quam.com |
Praktek pengebirian manusia yang pertama sangat miris, pasalnya para
pengikut sekte Cybele dari masa Romawi kuno melakukan kebiri terhadap
diri sendiri secara sukarela. Menurut buku On Roman Time karya Salzman,
setiap tanggal 24 Maret anggota sekte ini merayakan Dies sanguinis
atau 'hari Darah'. Sahabat anehdidunia.com pada hari tersebut para
pemuja Cybele dan Attis mempersembahkan darah mereka sendiri. Beberapa
bahkan melakukan pengebirian terhadap diri sendiri. Praktik pengebirian
ini umunya dilakukan oleh warga Galli. Pada tahun 101 SM, pemerintah
Romawi melarang praktik kebiri ini dan memerintahkan pengorbanan hewan
sebagai gantinya.
Praktik Pengebirian Naesi Di Kerajaan Korea
Anggota kerajaan terakhir dinasti joseon tahun 1910 via photosofwar.net |
Naesi, kasim dari Korea zaman kerajaan juga mengalami pengebirian.
Pelayan anggota kerajaan dan pejabat negara ini mulai dikenal pada masa
Dinasti Goryeo. Pada tahun 1392 ketika Dinasti Joseon berkuasa, para
naesi berada dalam naungan satu departemen khusus dan terdiri dari dua
tingkatan golongan, yaitu sangseon dan naegwan. Menurut buku Children
in Slavery Through the Ages, legenda mengatakan kalau proses kebiri
para naesi dilakukan dengan cara meruapi alat kelamin anak laki-laki
dengan kotoran manusia dan menyuruh anjing untuk menggigitnya. Pada
masa Dinasti Yuan, kasim menjadi komoditas yang diinginkan untuk upeti,
dan gigitan anjing digantikan dengan teknik bedah yang lebih canggih.
Praktik Kebiri Castrato Di Gereja Eropa
Alessandro Moreschi (kiri), castrato terakhir dari abad 19 via merdeka.com |
Sampai abad 19, di Eropa masih terdapat praktik castratism pada
anak-anak di bawah umur. Ini adalah praktik pengebirian terhadap para
penyanyi pria saat mereka belum mencapai pubertas. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan kualitas suara penyanyi. Pasalnya para musisi ini
biasanya kesulitan untuk menyanyikan nada-nada tinggi begitu memasuki
usia remaja. Sahabat anehdidunia.com para penyanyi yang menjalani
castratism disebut castrato. Castrato sering dijumpai sampai abad 18,
karena pada masa itu wanita masih dilarang bernyanyi di gereja. Praktik
ini mulai memudar pada awal abad 19. Menurut Alessandro Moreschi and the
World of the Castrato, castrato terakhir yang suaranya didokumentasikan
adalah Alessandro Moreschi. Dia bertugas sebagai penyanyi di paduan
suara Kapel Sistina. Moreschi meninggal pada tahun 1922.
Pengebirian Manusia Di Vietnam
Pengebirian Manusia Di Vietnam Kasim di Benteng Hue, Vietnam pada periode antara akhir abad 19-20 via merdeka.com |
Kerajaan Vietnam kuno mengadopsi sistem kasim dan teknik pengebirian
dari China. Pada masa itu, satu-satunya pria yang boleh tinggal di
istana adalah raja. Menurut Vietnam Heritage Magazine, para kasim
bertugas sebagai pelayan untuk anggota keluarga kerajaan yang wanita.
Mereka menjalankan aktivitas yang umum dilakukan pelayan wanita, yaitu
memijat, memakaikan riasan, dan mempersiapkan para selir sebelum
berhubungan badan dengan raja. Para kasim diharuskan menjalani proses
kebiri untuk mencegah kemungkinan perselingkuhan dengan salah satu
wanita di istana. Proses pengebirian dilakukan dengan memotong seluruh
alat kelamin, termasuk penis dan testikel dengan pisau tajam. Sebelumnya
sang calon kasim diikat di atas meja dan alat kelaminnya disterilkan
dengan air merica. Setelah dipotong, sebuah tabung kemudian dimasukkan
ke dalam uretra untuk memungkinkan buang air kecil selama penyembuhan.
Tradisi Kebiri Sekte Skoptsy
Tradisi Kebiri Sekte Skoptsy via wikiwand.com |
Skoptsy merupakan sebuah sekte sekretif pada masa pemerintahan Tsar
Rusia. Nama Skoptsy berasal dari istilah kuno Rusia 'skopets' yang
berarti 'dia yang dikebiri'. Sekte ini dikenal karena praktik
pengebirian secara sukarela yang dilakukan oleh anggota pria maupun
wanita. Orang-orang Skoptsy percaya bahwa setelah pengusiran dari Taman
Eden, Adam dan Hawa memiliki bagian dari buah terlarang yang
dicangkokkan ke tubuh mereka, yaitu testis dan payudara. Dengan
penghapusan organ-organ seksual tersebut, mereka beranggapan kalau
manusia akan terhindar dari dosa berupa nafsu. Gerakan ini muncul pada
akhir abad 18. Namun keberadaannya ditentang oleh pihak kerajaan dan
kemudian pemerintah Uni Soviet. Setelah abad 20, gerakan sekte ini tak
lagi terdengar.
Praktik Kebiri Manusia Di China
Praktik Kebiri Manusia Di China via china-underground.com |
Pengebirian kasim merupakan bagian dari tradisi di China kuno. Praktik
ini dijalankan selama beberapa dinasti. Saat itu, pengebirian adalah
syarat untuk mendapatkan pekerjaan di istana sebagai kasim. Sebab
seorang kasim kadang bisa memperoleh kekuasaan yang besar di dalam
istana. Kasim akan mendapat kepercayaan besar dari kaisar karena
kemungkinan besar mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan
memulai sebuah dinasti. Ada dua cara untuk melakukan pengebirian pada
calon kasim. Teknik pertama adalah dengan melakukan proses kebiri saat
seseorang sudah dewasa. Cara kedua adalah dengan melakukan kebiri saat
calon kasim masih anak-anak. Area genital dijepit setidaknya tiga kali
sehari hingga pertumbuhannya terhambat. Dengan cara ini, bocah lelaki
yang dikebiri akan memiliki karakteristik feminin seperti suara kecil
dan tidak adanya jakun.
referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Eunuch
https://en.wikipedia.org/wiki/Eunuch
http://www.merdeka.com/gaya/ini-7-tradisi-kebiri-yang-bikin-ngilu-dari-berbagai-kebudayaan.html
0 Response to "Tradisi Kebiri Manusia Pernah Terjadi Di Dunia"
Post a Comment